Mulai dari Rubrik Perkawanan sampai Grindr, how technology change the way we connect

Bagi para pembaca yg lahir dan tumbuh dewasa di jaman sebelum Internet bahkan smartphone menjadi makanan sehari2x, mungkin bisa membayangkan betapa ribet-nya dan njlimetnya kalau anda ingin menemukan dan berkenalan dengan rekan2x sehati (eufimisme untuk menyebut kaum gay pada era 90-an).

Kebanyakan modus perkenalan mesti dijalankan secara ‘online’, online dalam hal ini pada jaman pra-internet bukan berarti berkenalan melalui dunia maya, melainkan harus benar2x datang sendiri secara fisik ke tempat2x yg menjadi arena pertemuan kaum Gay.

Sebutlah kalau di kota-kota tanah air beberapa tempat yg ‘terkenal’ sebagai tempat pertemuan tersebut

Jakarta —> Lapangan Banteng, Diskotek Jalan-jalan (JJ – sudah almarhum)

Bandung —> LA Dream Palace (setiap Rabu malam – sudah tutup 1 dekade lalu), Alun-alun Bandung, Lapangan Gazebo

Atau kalau anda merupakan salah seorang yg di-istilahkan mempunyai ‘Obvious Gay Traits’  mungkin anda tidak perlu bersusah payah mencari-cari, orang lain yg akan menemukan anda, biasanya di tempat2x umum seperti pusat perbelanjaan, bioskop atau kolam renang umum

Bagi kita2x yg sangat ‘descreet’ dan masih deep inside the closet tentu saja metode2x di atas sangatlah ‘big no-no’, apalagi dengan resiko kriminalitas yg sering terjadi.

Cara berikut yg tidak memerlukan ‘pertemuan tatap muka’ secara langsung adalah secara ‘off-line’ melalui Rubrik Perkawanan yang ada di media-media cetak yg beredar di kalangan tertentu (seperti Gaya Nusantara), mirip2x dengan Rubrik Sahabat Pena yg ada di media2x cetak lainnya.

Saya ingat saya pernah menulis surat kepada seseorang yang saya lihat profile-nya di Rubrik Perkawanan itu, dan setelah beberapa kali berkorespondensi, dia mengirimi saya kartu valentine lengkap dengan Amplop Pinknya !! Tentu saja teman2x se-kost yg melihat saya menerima surat ber-envelope Pink, menggoda2x saya pada saat itu

Cara yg jadul itu mulai mengalami revolusi sejalan dengan perkembangan internet dan puncaknya terjadi seiringan dengan mulai merekah-nya era reformasi di bumi pertiwi tercinta ini (medio 90-an akhir).

Chatting via MIRC adalah salah satu media yg sangat populer digunakan di-awal2x revolusi internet, tak terkecuali digunakan oleh kalangan kaum binan karena metode komunikasi yg dianggap cukup simple, descreet dan aman. Biasanya saya menggunakan room #gim melalui server dalnet yg bahkan sampai sekarang (last time I check) still active with few hundreds online user any given time !!

Tibalah era social media dan telepon pintar (smartphone), sekarang orang lebih banyak berkomunikasi via Group2x di Socmed yg mengkhususkan ke tema2x Gay (bejibun banyaknya di Facebook). Teknologi smartphone yg memungkinkan lokasi seseorang diketahui secara akurat dan real-time memungkinkan berkembangnya aplikasi seperti GRINDR.

Ini adalah cara kaum binan utk connect satu sama lain yg paling mutakhir, cukup dengan menyalakan aplikasi Grindr di phone masing2x maka aplikasi tsb akan me-list daftar profile orang2x yg dalam jarak relatif dekat dengan si empunya phone saat itu, jadi dari situ bisa dengan cepat di-ikuti dengan pertemuan empat mata yg you know what biasanya berlanjut ke mana…..he..he

Long Term Relationship, Utopia dalam kehidupan Binan ?

Kebanyakan pasangan binan yang pernah saya temui, utamanya di Indonesia, jarang yg telah menjalin hubungan dalam rentang waktu yg cukup lama, most of them boleh dibilang baru menjalin hubungan dalam hitungan bulan, sesudah itu biasanya hubungan tersebut tidak berlanjut alias kandas.

Apakah memang kecenderungannya seperti itu ? Sadly, terutama di Indonesia, hal tersebut boleh dibilang memang cenderung terjadi, jarang saya menemukan pasangan yang bahkan telah menjalin hubungan bersama di atas 5 tahun misalnya. Apakah penyebabnya ?

Biografi Public Figure Gay

Belakangan ini saya sering tenggelam dalam keasikan membaca buku-buku biografi, khususnya biografi2x Public Figure Gay. Sayangnya hampir semua public2x figure tersebut berasal dari Negara2x barat (Amerika Serikat, Canada) dan belum ada public figure Indonesia yang berani menceritakan kisahnya dalam sebentuk buku.

Dari mana saya mendapatkan buku2x tersebut ? sebagian berupa e-book dari toko buku online terkemuka Amazon, saya menggunakan piranti Amazon Kindle untuk membaca buku tersebut yang ternyata sangat praktis karena saya tidak perlu memesan buku secara fisik (yang mana akan menimbulkan kebingungan juga bagaimana cara mengirimkannya tanpa ketahuan teman yg tinggal di satu apartment yg sama), sebagian kecil bisa ditemukan di Toko2x Buku seperti Kinokuniya atau Borders (pada saat saya berkunjung ke Singapore atau Kualalumpur), tinggal cari saja di bagian Gender Studies

Beberapa buku tersebut antara lain :

  1. Me (Ricky Martin Biografi),

Menceritakan perjalanan karier Ricky Martin sejak ia bergabung dengan Latin Boysband, Menudo, berjuang untuk menemukan identitas diri sejalan dengan kesuksesannya pada saat era ‘Livin’ la Vida Loca’, keputusan yang mengubah jalan hidupnya antara lain mengadopsi anak. Perjalanan spiritualnya sebagai salah satu ikon bintang pop pada awal 2000-an


2. Inside Out: Straight Talk from a Gay Jock


Menceritakan kisah hidup Mark Tewksbury, Atlit renang peraih Medali Emas Olympiade Barcelona 1992 asal Canada, sebagai salah satu pioneer Atlet Olympiade yang berani untuk ‘come-out’. Rintangan yang harus dilalui sebagai atlet ‘Gay’ dan juga kisahnya pada saat berkecimpung dalam organisasi IOC

3.  Here’s What We’ll Say: Growing Up, Coming Out, and the U.S. Air Force Academy – by Reichen Lehmkuhl

Menceritakan kisah hidup Reichen Lehmkuhl, eks-tentara Angkatan Udara Amerika Serikat, yang harus hidup di dunia yang penuh kebohongan untuk menghindari pengadilan militer sehuhungan dengan kebijakan ‘Don’t Ask, Don’t Tell’ dari Militer Amerika Serikat

Gay Olympic 2009

Tahukah anda bahwa Indonesia baru saja meraih 2 medali emas di Un-offical Gay Olympic 2009 yang baru saja berlangsung di Copenhagen dari tanggal 25 July sd 2 August 2009 kemarin ??

Badminton_small

Yupe, prestasi yang sangat membanggakan ini sayangnya tidak ter-ekspos di media massa Indonesia !! Oleh karenanya saya terpanggil untuk memberikan apresiasi saya terhadap putra terbaik bangsa ini. Sang peraih medali emas ini tak lain dan tak bukan adalah Ahmad Sujana di nomor man singles and man doubles (berpasangan dgn pemain dari China – jadi sebenarnya medali emasnya 1.5 doank tapi di situs world outgames tetap dicantumkan 2 medali)

Badminton2_140

Untuk mengindikasikan betapa pesta olahraga binan ini bukan merupakan acara ecek2x, pemerintah Denmark secara resmi meng-endorse acara ini bahkan mengalokasikan dana sebesar USD 4.5 million untuk meng-host event ini !!

Gay and Badminton

Ha..ha aku memang sengaja menyisipkan topik yang tidak biasa, karena selama ini dunia Gay kalau hendak dihubungkan dengan dunia Olahraga, biasanya jarang dihubungkan dengan dunia bulutangkis.

Paling olahraga nomor satu yang sering dilakukan kaum Gay adalah Fitness, Maklumlah di Fitness Centre, selain sambil mengolah raga kita juga bisa ber-olah mata, menyaksikan segala rupa keindahan rupa, anugrah Tuhan semesta alam hi..hi

Simak saja pusat2x kebugaran yang ada di Jakarta seperti Fitness First atau California Fitness, gaydar kita yang biasanya mesti di-setel ketingkat sensitivitas yang paling tinggi, bisa aja agak di-downgrade tingkat kesensi-annya dan tetap saja bisa banyak menemukan sesama ‘pendekar’ dengan mudahnya.

Selain Fitness sport, olahraga lainnya yang mungkin populer bagi kalangan gay adalah berenang dan tennis (paling ngga di Indonesia), renang kayaknya populer dengan alasan yang sama dengan Fitness. Bisa digunakan sebagai kesempatan untuk ‘cuci mata’. Lihat saja di kolam renang publik di Kuningan (sebelah Pasar Festival), terutama katanya kalau sore-sore sampai malam, mayoritas penggunanya adalah pria dengan tingkah laku yang kalau diperhatikan dengan seksama agak mencurigakan karena matanya rajin jelalatan ke mana-mana. Sampai-sampai di kamar gantinya ada peringatan untuk pengguna untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak senonoh (perasaan peringatan ini hampir tidak pernah aku liat di kamar ganti kolam renang lainnya).

Kalau tennis, entah kenapa olahraga ini banyak pula digilai kaum Gay, terutama kalangan2x muda profesional di Jakarta, herannya bukannya tennis profesional pria tapi justru tennis profesional wanita yang banyak diikuti oleh kalangan tersebut. Apabila ada yang iseng datang ke lapangan2x tennis elite seperti di seputaran pusat jakarta seperti Lap Tennis Indoor/Outdoor Senayan, Rawamangun dsb, kadang2x ada serombongan penggila tennis yang hampir keseluruhannya adalah kaum Gay ini. Konon mreka juga suka mengadakan pertandingan persahabatan dengan bertandang ke kota-kota besar di Pulau Jawa lainnya untuk bertanding dengan sesama klub tennis Gay di kota setempat.

Dulu semasa tennis putri kita jaya (era Yayuk Basuki, Angelique Widjaja, Wyne Prakusya), banyak fans-fans club tennis bermunculan yg kalau diperhatikan hampir mayoritas pesertanya adalah dr kaum Pria (dan Gay tentunya !!!).

Nah kalau bulutangkis, kok ngga pernah kedengaran ada kegiatan kaum Binan di seputaran olahraga ini yah, pdhal menurut saya tidak kalah menarik dan cukup banyak pula ‘gula-gula’ dari kalangan perbulutangkisan pria yang mestinya bisa menarik minat kaum Binan Indonesia.

Sebutlah pebulutangkis No. 1 Indonesia, Taufik Hidayat, yang mukanya imut2x, babyface bak Nicholas Saputra, atau dari negara lainnya, Lee Yong Dae (pebulutangkis Korea), Lin Dan (juara olympiade yg tampangnya macho pisan), Fu Haifeng (pebulutangkis ganda china yg badannya tinggi besar).

Dari negeri sendiri juga masih banyak stock yang lumayan imut, Simon Santoso (wajahnya imut2x oriental), Sony Dwi Kuncoro, Mochamad Achsan (imut2x khas Jawa) dan yang terbaru Tommy Sugiarto yang brondonxx abiees !!!. 

Herannya di luar negeri justru badminton adalah olahraga yang di gemari kaum Gay, bahkan termasuk cabang yang dipertandingkan di Gay Games VII di Chicago (semacam Special olympic gitu tapi bukan untuk orang cacat tentunya !!), bahkan ada sebuah blog yang menuduh bahwa badminton adalah olahraga yang tercipta dan cocok untuk kaum Gay !! (http://gottfriedmind.blogspot.com/2008/08/badminton-is-gay.html)

Kalau ternyata ada pembaca blog ini yang pengemar bulutangkis juga silakan hubungi saya mungkin kita bisa menggerakan dunia perbulutangkisan Gay Indonesia !!!